Rabu, 16 November 2016

BERSAMA ITU INDAH

 BERSAMA ITU INDAH

Kebersamaan adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Entah itu kebersamaan dengan keluarga, teman, sahabat, pasangan ataupun yang lainnya. Dengan kebersamaan itulah kita bisa saling berbagi, menyelesaikan masalah bersama, berjuang bersama dan yang pasti adalah bahagia bersama. Ibarat sebatang lidi yang sangat mudah dipatahkan. Namun apabila lidi-lidi itu dikumpulkan dalam jumlah banyak maka akan sangat sulit untuk mematahkannya. Begitu pula dengan diri kita, jangan terlalu sibuk menyendiri, dan telalu yakin bahwa setiap masalah bisa diselesaikan sendiri. Ingatlah bahwa dengan kebersamaanlah semuanya akan terasa mudah. Karena kebersamaan itu indah.


Kebersamaan akan lebih bermakna setelah kita merasa kehilangan. Dan kehilangan akan lebih bermakna ketika kita saling merindukan.

Waktu yang paling menyenangkan adalah saat kita bercengkrama, menjaga hangatnya kebersamaan menggulirkan banyak detik dalam keceriaan.

Kebahagiaan tercipta bukan hanya dari harta dan tahta, tapi sesederhana kebersamaan kita mampu membuatku menjadi makhluk yang paling bahagia.

Terkadang kita diberikan rasa kesepian yang mendalam, agar sadar betapa berharganya sebuah kebersamaan.

Kebersamaan adalah memahami. Maka yang tak sabar mendengar dan mengerti, harus sabar dengan sepi dan sendiri.

Persahabatan yang dilandasi oleh keihlasan dan kasih sayang, akan melahirkan keabadian dalam kebersamaan.

Kebersamaan itu indah dan melebihi apapun.

Kebersamaan itu penting bukan hanya menjaga silaturahmi, tapi harus menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Lelahnya hidup ini akan terobati dengan indahnya kebersamaan.

Keluarga adalah satu-satunya tempat kita belajar tentang arti sebuah kebersamaan.

Hadiah terindah yang diharapkan seorang ibu adalah keutuhan dan kebersamaan keluarga.

Sahabat mengajarkan tentang arti kebersamaan, keluarga mengajarkan tentang arti ketulusan.

Anda dapat tahu makna persahabatan, saat anda mulai merindukan saat-saat kebersamaan.

Jangan menunggu kehilangan baru sadar arti kebersamaan

Kebersamaan dengan keluarga itu lebih berharga dibanding apapun

Mereka yang menghargai kebersamaan, tidak akan pernah ditinggalkan oleh kebersamaan itu sendiri.

Kebersamaan dengan keluarga akan membuatmu bahagia. Maksimalkan moment dengan keluargamu sebaik-baiknya

Baiklah kepada semua orang, tapi hanya sahabatilah orang-orang jujur yang mensyukuri kebersamaan denganmu.

Kalau saja semua manusia lebih mencintai sesama manusia daripada harta maka dunia ini akan nyaman dan indah dalam kebersamaan.

Lebih baik mencintai seseorang yang jauh tapi sangat menginginkan kebersamaan daripada seseorang yang dekat tapi tak peduli.

Nikmatilah kebersamaan ini sebelum semuanya hanya menjadi sebuah kenangan

Kebersamaan itu mahal dan tak ternilai harganya. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang mampu membelinya. Yaitu orang-orang yang peduli pada kebersamaan dengan keluarga dan orang terdekatnya

Aku sangat menyukai kebersamaan karena kebersamaan mengajarkan kita tentang suka dan duka di lalui bersama.

Kebersamaan itu indah saat dijalani dan indah saat kenangannya di ingat.


Rabu, 28 September 2016

cerita dan kisah

Perjalanan Hidup Bob Sadino

 Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.


Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lloyd di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100,-. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anak Guru
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.les bahasa inggris online


Profil dan Biodata Bob Sadino

Nama : Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama : Islam

Pendidikan :
  • SD, Yogyakarta (1947)
  • SMP, Jakarta (1950)
  • SMA, Jakarta (1953)

Karir :
  • Karyawan Unilever (1954-1955)
  • Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
  • Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
  • Dirut PT Boga Catur Rata
  • PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
  • PT Kem Farms (kebun sayur)

Rabu, 13 Juli 2016

serasan punye

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

serasan_photos

BAB II TENTANG PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR (PKA)



BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.    GAMBARAN UMUM
Kota Pontianak didirikan oleh Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie pada 23 Oktober 1771 yang merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 107,82 km2, secara geografis memiliki keunikan karena terletak di posisi garis khatulitiwa dan berada tepat dipersimpangan sungai Kapuas dan sungai Landak. Secara Administratif Pontianak terbagi atas 6 (enam) Kecamatan dengan jumlah penduduk 550 ribu jiwa pada tahun 2010 dan bercirikan perkotaan dimana 53% lahan digunakan sebagai daerah permukiman. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) didirikan sejak tahun 1975 melalui Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 1975 sebagaimana diubah melalui Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2009 dan Pengaturan tentang Pelayanan Air Minum kepada pelanggan di atur dalam Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 1986 sebagaimana diubah melalui Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2009.
Kota Pontianak yang didirikan pada tanggal 23 Oktober tahun 1771 merupakan ibu kota Propinsi Kalimantan Barat  yang memiliki luas wilayah 107.82 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 543.996 jiwa, secara geografis terletak pada garis lintang 0 derajat bertepatan dengan garis Khatulistiwa dan 109 derajat, 20 menit, 00 detik bujur Timur, dengan ketinggian berkisar antara 0,80 meter sampai1,50 meter diatas permukaan laut. Kota Pontianak dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak, dengan demikian Kota Pontianak terbelah dalam tiga wilayah yang terpisah oleh sungai yang meliputi :
-          Belahan Utara yang meliputi Kecamatan Pontianak Utara
-          Belahan Timur yang meliputi Kecamatan Pontianak Timur
-          Belahan Barat dan Selatan yang meliputi Kecamatan Pontianak Selatan dan Kecamatan  Pontianak Tenggara, Kecamatan Pontianak Barat dan Kecamatan Pontianak Kota.
Jumlah Penduduk Kota Pontianak selama tiga tahun terakhir berdasarkan jenis kelamin mengalami pertumbuhan rata-rata 2,14 % per tahun, sebagaimana di perlihatkan pada tabel 1.1 dibawah ini :
TABEL 1.1
JUMLAH PENDUDUK KOTA PONTIANAK TAHUN 2006 – 2008

No.
Tahun
Jumlah Penduduk
Laki-laki
%
Perempuan
%
1
2006
513.645
262.236
51,05
251.409
48,95
2
2007
523.485
267.098
51,02
256.409
48,98
3
2008
543.996
277.138
50, 94
266.858
49,06
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak
              Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pertumbuhan penduduk kota Pontianak pada tahun 2006  jumlah penduduk laki-laki naik sedikit sebesar 51,05 % dibandingkan penduduk perempuan yang mengalami penurunan sedikit sebesar 48,95 % dimana selisihnya sebesar 2,10 %, pada tahun 2007 jumlah persentase penduduk laki-laki 51,02 %  dan jumlah penduduk perempuan sebesar 48,98 % terjadi selisih sebesar 2,04 %, pada tahun 2008 jumlah persentase pertumbuhan penduduk laki-laki mengalami penurun sebesar 50,94 % dan jumlah persentase pertumbuhan penduduk perempuan mengalami kenaikan sedikit sebesar 49,06 %, namun persentase penduduk laki-laki masih lebih banyak dari penduduk perempuan yaitu sebesar 0,88%.
               Pemerintah Kota Pontianak dalam upaya memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi penduduknya, mendirikan Perusahaan Daerah Air Minum yang ditugasi untuk memenuhi kebutuhan air minum  bagi masyarakatnya, yang sedari awal pendiriannya  pada tahun 1975 hingga tahun 2008 telah melayani sebanyak 68 % penduduk kota Pontianak atau sebesar 358.493 jiwa dari 527.502 jiwa penduduk kota melalui 68.875 sambungan pelanggan yang tersebar ke seluruh kecamatan dan batas kota.
               Sebagaimana diperlihatkan pada tabel 1.2 dibawah ini tentang perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kota Pontianak berdasarkan wilayah, yaitu :
TABEL 1.2
JUMLAH PELANGGAN PDAM KOTA PONTIANAK PERWILAYAH TAHUN 2008

Wilayah
Jumlah Pelanggan
Persentase (%)
Pontianak Barat & Kota
31.510
45,75
Pontianak Selatan & Tenggara
24.091
34,98
Pontianak Timur
7.339
10,65
Pontianak Utara
5.935
8,6
Jumlah
68.875
100
Sumber : PDAM Kota Pontianak 2008
            Berdasarkan tabel 1.2 tersebut diatas, bahwa jumlah pelanggan PDAM Kota Pontianak terbanyak berada di Kecamatan Pontianak Barat dan Kota berjumlah 31.510 dengan persentase sebesar 45,75 % sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk di kedua kecamatan tersebut sebesar 237.250 jiwa, kemudian diikuti dengan Kecamatan Pontianak Selatan dan Tenggara sebesar 24.091 pelanggan dengan persentase sebesar 34,98 % dimana jumlah penduduk di kedua kecamatan tersebut sebesar dengan 125.293 jiwa. Untuk Kecamatan Pontianak Timur, jumlah pelanggan PDAM berjumlah 7.339 dengan persentase sebesar 10,65 % dengan jumlah penduduk sebanyak 74.611 jiwa, dan terakhir adalah Kecamatan Pontianak Utara dengan jumlah pelanggan terkecil sebanyak 5.935 dengan persentase 8,6 %. Semua ini berkaitan dengan kemampuan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak dalam memberikan pelayanan pemasangan sambungan air baru yang berkaitan dengan tekanan air yang berada diwilayah tersebut.
            Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak sebagai satu-satunya Perusahaan yang bergerak dalam memperoleh, memproduksi dan mendistribusikan air bersih kepada masyarakat, dalam menjalankan kegiatan usahanya, selain bertujuan untuk memperoleh profit, juga mengemban misi sosial untuk pemenuhan Standar Kebutuhan Pokok Air Minum yaitu kebutuhan air sebesar 10 m3 / kepala keluarga / bulan atau 60 liter / orang / hari, dimana dalam menetapkan  besarnya tarif yang harus dibayar oleh pelanggan menerapkan subsidi silang, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.
            Berdasarkan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 30 tahun 2007 tentang ”Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak” yang dikelompokan kedalam wilayah atau kelurahan menurut golongan tarif berdasarkan kriteria fisik bangunan, peruntukannya, lokasi tempat tinggal, dapat dibagi kedalam 4 (empat) kelompok golongan besar tarif, yaitu :
1.      Golongan Sosial                                                    :       1.072   pelanggan
2.      Golongan Rumah Tangga, Kedutaan/Konsulat,
      Instansi Pemerintah                                               :     62.264   pelanggan
3.      Golongan Niaga, Industri                                    :       5.535   pelanggan
4.      Golongan Khusus; Pelabuhan, Mobil Tangki/
      Angkutan lainnya                                                  :              4   pelanggan
            Dari keseluruhan pelanggan golongan tarif PDAM, yang paling banyak melakukan penunggakan rekening air adalah pelanggan yang berasal dari golongan tarif rumah tangga II/a, terdiri dari Golongan rumah tangga sederhana II/a1, Golongan rumah tangga semi permanen II/a2, dan Golongan rumah tangga permanen II/a3.
1.      Golongan Rumah Tangga Sederhana II/a1,
Adalah golongan pelanggan rumah tangga yang berada diluar daerah perdagangan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dengan klasifikasi bangunan pondasi kayu, struktur rangka kayu dan dinding yang terbuat dari papan kelas II.

2.      Golongan Rumah Tangga Semi Permanen II/a2,
Adalah golongan pelanggan rumah tangga yang berada diluar daerah perdagangan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dengan klasifikasi bangunan pondasi batu / tiang tongkat belian , struktur rangka kayu belian dan dinding batako / semen plester kawat simpai.

3.      Golongan Rumah Tangga Permanen II/a3,
Adalah golongan pelanggan rumah tangga yang berada diluar daerah perdagangan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dengan klasifikasi bangunan pondasi beton bertulang, struktur rangka beton / baja dan dinding batako / bata atau sejenisnya.

                  Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan pelanggan golongan rumah tangga II/a melakukan penunggakan pembayaran rekening air, penulis mencoba melakukan wawancara dengan beberapa orang pelanggan yang menunggak sebelum penulis turun lapangan menyebarkan kuesioner kepada 100 (seratus) responden, dari wawancara tersebut didapat beberapa keterangan dari pelanggan yang menyebakan pelanggan menunggak pembayaran rekening air selanjutnya penulis rangkum kedalam beberapa hasil kesimpulan sebagai berikut :
1.   Para pelanggan mengeluhkan seringnya air tidak mengalir sementara pelanggan dibebani harus membayar rekening air yang tidak sesuai dengan banyaknya air yang mereka pakai.
A.    Para pelanggan mengeluhkan kualitas air yang diterima, karena seringnya air yang sampai dirumah kotor tidak jernih dan kadang berbau.
B.     Para pelanggan mengeluhkan debit air yang sampai di rumah tekanannya sangat lemah sehingga untuk mendapatkan air mereka harus memakai pompa air  yang berakibat pada meningkatnya tagihan rekening listrik.
C.     Para pelanggan mengeluhkan pencatatan meter yang tidak akurat, meter air berembun, meter macet, sehingga  terjadi selisih pembayaran.
D.    Para pelanggan mengeluhkan putaran meter air yang cepat sehingga diragukan keakurasiannya.
E.     Para pelanggan mengeluhkan keterlambatan pelayanan dalam menanggapi setiap pengaduan masalah air.
F.      Para pelanggan mengeluhkan besarnya denda keterlambatan dan berkelipatan apabila terlambat melakukan pembayaran rekening air.
G.    Para pelanggan ada yang mengeluhkan jauhnya lokasi payment point dari tempat tinggal mereka, sehingga mereka melakukan penundaan pembayaran beberapa bulan sehingga terjadi tunggakan.
                  Berikut ini disajikan tabel 1.3 tentang jumlah pelanggan golongan rumah tangga  II/a yang menunggak pembayaran rekening air pada PDAM Kota Pontianak tahun 2008 :
TABEL 1.3
JUMLAH PELANGGAN GOLONGAN RUMAH TANGGA II/a YANG  MENUNGGAK PADA PDAM KOTA PONTIANAK
BULAN JANUARI – JUNI TAHUN  2008

Golongan
Kode Gol
Jumlah Pelanggan
Jumlah Pelanggan Menunggak
Pelanggan Menunggak     (%)
RT   Sederhana
II/a1
2.359
471
19,97
RT   Semi Permanen
II/a2
46.511
12.979
27,91
RT   Permanen
II/a3
6.368
1.464
22,99
Sumber : PDAM Kota Pontianak 2008 dan Olahan
            Pada tabel 1.3 tersebut diatas menunjukan bahwa jumlah pelanggan golongan rumah tangga semi permanen mendominasi dari pada jumlah pelanggan rumah tangga secara keseluruhan dengan jumlah 46.511 dengan jumlah pelanggan yang menunggak sebesar 12.979 orang dengan persentase sebanyak 27,91%, sedangkan jumlah pelanggan terkecil adalah golongan rumah tangga sederhana dengan jumlah 2.359 pelanggan dan pelanggan yang menunggak sebanyak 471 pelanggan dengan persentase sebesar 19,97%. Sedangkan golongan rumah tangga permanen dengan jumlah pelanggan sebanyak 6.368 pelanggan dengan 1.464 pelanggan yang menunggak dengan persentase sebesar 22,99 %.
            Selanjutnya dapat dilihat komponen tarif yang diberlakukan kepada setiap golongangan tarif pelanggan PDAM khususnya golongan tarif rumah tangga II/a yang mana pelanggan melakukan penunggakan pembayaran rekening airnya.
            Adapun besarnya komponen tarif yang di berlakukan pada Golongan Rumah Tangga II/a dapat dilihat pada tabel 1.4 dibawah ini:
TABEL 1.4
TARIF JASA AIR MINUM RUMAH TANGGA II/a
PADA PDAM KOTA PONTIANAK
TAHUN 2008

Golongan
Kode
Tarif
Pemakaian air (M3)
Biaya Adm
BPM Dia ½”
Denda Min/Bln
> 0 - 10
> 10
1
2
3
4
5
6
7
RT Sederhana
II/a1
1.400
2.200
2.500
6.000
10.000
RT Semi Permanen
II/a2
1.600
2.800
2.500
6.000
10.000
RT Permanen
II/a3
1.800
3.300
2.500
6.000
10.000
      Sumber : PDAM Kota Pontianak 2008                                                                      Pada tabel 1.4 tersebut diatas menunjukan bahwa nilai rupiah untuk setiap kubikasi pemakaian air antar golongan rumah tangga berbeda, dimana setiap rumah tangga mendapatkan abonemen kubikasi sebesar 10m3 dengan tarif dasar sebagai berikut, untuk Golongan Rumah Tangga Sederhana untuk pemakaian > 0 – 10 m3 tarifnya Rp. 1.200/m3 dan untuk kelebihan pemakaian diatas 10m3 dikenakan tarif sebesar Rp. 2.200/m3, untuk Golongan Rumah Tangga Semi Permanen untuk pemakaian > 0 – 10 m3 tarifnya Rp. 1.600/m3 dan untuk kelebihan pemakaian diatas 10m3 dikenakan tarif sebesar Rp. 2.800/m3, untuk Golongan Rumah tangga Permanen untuk pemakaian > 0 – 10 m3 tarifnya Rp. 1.800/m3 dan untuk kelebihan  pemakaian diatas 10m3 dikenakan tarif sebesar Rp. 3.300/m3. Namun apabila pelanggan tidak menggunakan air, maka pelanggan hanya membayar biaya administrasi dan biaya pemeliharaan meter air sebesar Rp. 8.500,- dan apabila terjadi keterlambatan pembayaran rekening air, maka konsumen akan membayar denda keterlambatan  perbulan sebesar Rp. 10.000,- namun apabila memasuki bulan kedua dan seterusnya konsumen masih menunggak pembayaran, maka denda tersebut akan menjadi berlipatganda sebanyak bulan yang tertuggak.
             Adapun besarnya tunggakan rekening air PDAM Kota Pontianak dari bulan Januari-Juni 2008 dapat dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini :   
TABEL 1.5
JUMLAH TUNGGAKAN REKENING AIR GOLONGAN
RUMAH TANGGA II/a PADA PDAM KOTA PONTIANAK
BULAN JANUARI - JUNI 2008

Golongan
Kode Gol
Rekening                        Ditagih             (Rp)
Rekening   Tertagih                 ( Rp )
Rekening Tertunggak  (Rp)
Tunggakan                              (%)
RT Sederhana
II/a1
644,630,600
631,157,820
13.472.780
2,09
RT Semi Permanen
II/a2
14,717,524,800
7,676,660,936
7,040,863,864
47,84
RT Permanen
II/a3
3,177,678,600
2,633,660,024
544,018,576
17,12
      Sumber : PDAM Kota Pontianak 2008
            Berdasarkan table 1.5, bahwa jumlah tunggakan rekening air terbesar ada pada golongan rumah tangga semi permanen berjumlah Rp. 7.040.863.864,-, kemudian diikuti oleh golongan rumah tangga permanen sebesar Rp. 544.018.576,-, dan tunggakan terkecil terdapat golongan rumah tangga sederhana sebesar Rp. 13.472.780,-.              Besarnya jumlah tunggakan rekening air yang dilakukan oleh pelanggan golongan rumah tangga maupun pelanggan golongan lainnya, sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak, dimana dana yang seharusnya diterima dan dipergunaka untuk mendukung operasional perusahaan justru menjadi penghambat kegiatan, karena  keterbatasan dana yang dimiliki sehingga Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak kesulitan dalam mengembangkan kegiatan usahanya dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan air bersih kepada pelanggan. Sementara itu pelanggan PDAM Kota Pontianak menginginkan pelayanan yang maksimal, baik dari sisi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas air yang sampai dirumah mereka masing-masing.


B.     PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1.      Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Seksi Pengendalian Kehilangan Air (PKA) pada PDAM TTirta Khatulistiwa Pontianak

   Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak yang dipimpin oleh kepala bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Personalia. Sebagai salah satu unit bagian pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khaulistiwa Pontianak, bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) PDAM Tirta Khatulistiwa mempunyai tugas pokok dan fungsi seperi yang ada di bagian-bagian lainnya pada Perusahaan Air Minum ini. Adapun tugas dan fungsi bagian pka ini adalah membantu kepala bagian PKA dan Personalia dalam mengendalikan kegiatan persediaan barang dan jasa termasuk pelayanan terhadap masyarakat serta pengelolaan data asset utama dan data asset penunjang lainnya dalam menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a.       Pengendalian dalam bidang pengadaan barang dan jasa serta pelayanan kepada masyarakat.
b.      Penyusunan program dan kegiatan pada bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA).
c.       Penyusunan pedoman dan pelaksanaan kegiatan pada bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA).
d.      Pelaksanaan pengendalian barang dan jasa, mengevaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pada bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA).
e.       Serta melakukan pelaksanaan tugas lainnya yng berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa maupun pelayanan kepada masyarakat.

   Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut, pada bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) dibentuk 2 (dua) Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) yang mempunyai tugas dan fungsi dan rincian tugas yang harus dilaksanakan oleh pra staf / pegawai serta bertanggung jawab kepada Bagiang yang dipimpin oleh seorang Kepala bagian yang menjalankan tugas dan fungsi Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) berikut menurut dari hasil wawancara tiap – tiap bagian yang telah dilaksanakan :


1.      Sub Bagian KASI PKA
         Sub Bagian KASI PKA pada Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) dipimpin oleh kepala bagian PKA ini mempunyai tugas mengeluarkan barang digudang yang terdiri dari pipa accessories, meter air, ATK, barang cetakan, barang rupa-rupa dan bahan kimia kepada bagian/seksi yang membutuhkan BPPB (Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Barang) yang dikeluarkan oleh bagian / seksi yang bersangkutan. Membuat  / mengajukan usulan permintaan barang melalui DPB ( daftar Permintaan Barang) guna persetujuan baik untuk barang stock gudang maupun non-stock gudang yang diminta bagian / seksi terkait.
2.      Sub Bagian Manajemen Asset
         Sub Bagian Manajemen Asset yang juga dipimpin oleh Kepala Bagian PKA ini mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan mengeluarkan LPB (Laporan Penerimaan Barang) atas dari supplier sesuai dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam PO. Mengajukan usulan perbaikan dan pengembangan bangunan penyimpanan barang serta melaksanakan stock opname barang stock yang ada digudang secara berkala sebagai control pelaksanaan kegiatan PKA.


1.      Menurut pelaksanaan dan fungsi
Hasil yang didapat oleh peneliti adalah tidak semua tugas dan fungsi berjalan dengan baik, dikarenakan terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala. Salah satu faktor yang dominan yaitu, tidak efektif dalam memanfaatkan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Sehingga sering terjadi penundaan.
2.      Langkah dalam pengoptimalkan kinerja pegawai
Langkah untuk pencapaian tujuan perusahaan oleh para pegawai adalah berupaya lebih maksimal dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan akan menerima sanksi apabila melanggar peraturan.
3.      Pelaksanaan Tugas dan Fungsi yang diharapkan
Kepala Bagian serta bawahan pada bagian PKA sangat mengharapkan untuk setiap pekerjaan yang di berikan untuk bertanggung jawab penuh dalam menyelesaikan tugas dan fungsi masing – masing serta menjalin kerjasama setiap pegawai agar segala pekerjaan selesai menurut yang diharapkan.
   Dengan kesimpulan hasil wawancara adalah meski tidak semua kegiatan ini bisa berjalan dengan baik atau normal, karena terdapat berbagai halangan tak terduga yang dihadapi saat melaksanakan kegiatan, namun Kepala Sub Bagian KASI PKA dan Kepala Sub Bagian Manajemen Assert yang juga merangkap sebagai Kepala Bagian PKA beserta staff telah berupaya keras agar pada kegiatan selanjutnya dapat terlaksana dengan baik dan maksimal akan tanggung jawabnya masing – masing dengan langkah mengoptimalkan jam kerja dengan tidak menyia –nyiakan waktu yang ada serta pendisiplinan jam kerja dengan memberikan sanksi apabila terdapat pegawai yang melakukan pelanggaran.

Kendala yang dihadapi Seksi Pengendalian Kehilangan Air (PKA) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khatulistiwa
  
   Dalam sebuah organisasi atau perusahaan tentunya pernah mengalami kendala. Berbagai masalah yang dihadapi baik pada sub atau bagian maupun masalah personal karyawan. Namun tentunya perusahaan sudah menyiapkan langkah untuk menanggapi masalah tersebut. Berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi pada Seksi Pengendalian Kehilangan Air (PKA) Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khatulistiwa Pontianak, tentu dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari pernah atau sering menghadapi berbagai macam kendala walaupun tugas dan fungsi masing – masing pegawai telah ditetapkan. Meskipun tugas da fungsi sudah ditetapkan namun masih sering terjadi kendala dalam menyelesaikan pekerjaan. Mungkin hal ini pada umumnya kendala ini akan dihadapi oleh hamper semua bagian atau seksi yang lain pada perusahaan ini namun berbeda permasalahan. Adapun kendala yang dihadapi seksi Pengendalian Kehilangan Air (PKA) pada perusahaan ini menurut hasil dari wawancara dan questioner dalam mendapatkan dara adalah sebagai berikut :
1.      Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan hasil yang diperoleh dari kantor, bahwa ruangan pada seksi PKA terlalu kecil dibandingkan dengan banyaknya karyawan / pegawai. Kendala seperti ini mengakibatkan keterbatasan ruang gerak para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Keadaan seperti ini membuat para pegawai sering menunda pekerjaan dan lebih banyak pergi meninggalkan ruangan dengan alasan pribadi mereka.
2.      Berdasarkan hasil data yang diperoleh penulis dari PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, kebanyakan pegawai pada bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) hanya menempuh jenjang pendidikan sampai SMA. Pada zaman sekarang tingkat persaingan tenaga kerja semakin ketat dalam menghadapi era globalisasi, sama halnya di dalam sebuah intuisi ataupun perusahaan dalam menerima pegawai pendidikan minimal S1 (stara1). Diperlukan keterampilan khusus untuk menyelesaikan tugas – tugas. Karena itu tidak semua pegawai menguasai pekerjaan yang ada di bagian PKA. Untuk itu setiap pekerjaan yang diberikan pimpinan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang ada.
3.      Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada beberapa pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khatulistiwa Pontianak diperoleh keterangan bahwa salah satu penyebab penghambat dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya adalah kurang efektifnya pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dikarenakan kurangnya kedisiplinan waktu kerja, sehingga pegawai mengabaikan tugas dan sibuk dengan perihal merekan sendiri. Dengan kata lain pimpinan kurang memperhatikan kegiatan bawahannya.
4.      Keterlambatan masuk stock barang ke gudang juga merupakan salah sau penghambat di dalam menjalankan tugas dan fungsi PKA pada perusahaan ini. sehingga terkadang terjadi kesalahpahaman antar sesama pegawai.
         Mungkin kendala yang dihadapi tersebut tidak menghalangi masing – masing pegawai pada seksi Pengendalian Kehilangan Air (PKA) untuk membiarkan atau melalaikan pekerjaan, semaksimal mungkin baik Kepala Bagian dan Personalia maupun bawahannya untuk sebisa mungkin menghadapi masalah tersebut, sehingga semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.